MAKALAH : FILSAFAT BARAT PASCA - MASA SOCRATES


KATA PENGANTAR


Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Swt. yang telah melimpahkan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “FILSAFAT BARAT PASCA- MASA SOCRATES” dengan lancar. Shalawat serta salam tidak lupa kami haturkan kepada Nabi Muhammad Saw. yang telah menjadi uswatun hasanah bagi kami semua selaku umatnya. 

Dalam makalah ini, akan dibahas tentang filosof masa Socrates dan filosof pasca masa Socrates menyangkut berbagai aliran dari tokoh-tokohnya begitu pula masing-masing riwayat hidup dan ajaran serta pemikirannya dalam berbagai bidang pada masing-masing filososf.

Selesainya makalah ini tidak dapat dipungkiri adalah bukan semata-mata karena usaha para penulis semata, oleh karena itu, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang secara tidak langsung telah membantu kami dan juga kepada Bapak Muhammad Abdul Halim, M. Ag. selaku dosen pengampu mata kuliah Filsafat Umum yang telah membimbing dan memberikan tugas untuk menambah wawasan bagi kami, khususnya kelompok 4.

Penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuataan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah yang lebih baik. Akhir kata penulis sampaikan terima kasih. 

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbicara tentang kelahiran dan perkembangan filsafat pada awal kelahirannya tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan (ilmu) pengetahuan yang muncul pada masa peradaban kuno (masa Yunani).

Sistem kepercayaan yang natural religious berubah menjadi sistem cultural religious. Dalam sistem kepercayan natural religious ini manusia terikat oleh tradisionalisme. Sedangkan dalam sistem kepercayaan cultural religious ini memeungkinkan manusia mengembangkan potensi dan budayanya dengan bebas, sekaligus dapat mengembangkan pemikirannya untuk menghadapi dan memecahkan berbagai kehidupan alam dengan akal pikiran. Ahli pikir pertama kali yang muncul adalah Thales (625-545) kemudian baru berkembang para ahli pikir selanjutnya yang di bagi menjadi Pra Socrates, Socrates dan Paska Socrates (sesudah Socrates)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana filosof masa Socrates?

2. Bagaimana filosof pasca masa Socrates?

C. Tujuan dan Manfaat

1. Untuk mengetahui dan memahami filosof masa Socrates.

2. Untuk mengetahui dan memahami filosof pasca masa Socrates.

D. Prosedur Penyusunan

Makalah ini dibuat dengan menggunakan metode kajian pustaka dengan langkah langkah:

1. Mencari sumber yang terkait dengan materi.

2. Mempelajari materi yang akan dibahas.

3. Menuangkan dalam bentuk makalah.


BAB II

PEMBAHASAN


A. Filosof Masa Socrates

Filsafat pada masa Socrates sering juga di sebut dengan filsafat periode klasik. Akan tetapi, Socrates belum sampai pada suatu system filosofi, yang memberikan nama klasik kepada filosofi itu. Ia baru membuka jalan. Ia baru mencari kebenaran. Ia belum sampai menegakkan suatu system pandangan. Tujuannya terbatas hingga mencari dasar yang baru dan kuat bagi kebenaran dan moral.

Sistem ajaran filsafat klasik baru dibangun oleh Plato dan Aristoteles, berdasarkan ajaran Socrates tentang pengetahuan dan etika beserta filosofi alam yang berkembang sebelum Socrates.

1. Socrates (470-400 SM)

a. Riwayat Hidup

Socrates lahir di Athena pada tahun 470 SM dan meninggal pada tahun 400 SM. Bapaknya adalah seorang pemahat yang bernama Sophroniscos, ibunya adalah seorang bidan yang bernama Phairmarete, sedangkan Istrinya bernama Xantipe yang terkenal galak dan keras.

Socrates terkenal sebagai orang yang berbudi baik, jujur, dan adil. Cara penyampaian pemikirannya kepada para pemuda mengunakan metode Tanya jawab. Socrates juga dikenal sebagai seorang yang tidak tampan, berpakaian sederhana, tanpa alas kaki dan berkeliling mendatangi masyarakat Athena untuk berdiskusi soal filsafat. Dia melakukan ini pada awalnya didasari satu motif religius untuk membenarkan suara gaib yang didengar seorang kawannya dari Oracle Delphi yang mengatakan bahwa tidak ada orang yang lebih bijak dari Socrates. Merasa diri tidak bijak dia berkeliling membuktikan kekeliruan suara tersebut, dia datangi satu demi satu orang-orang yang dianggap bijak oleh masyarakat pada saat itu dan dia ajak diskusi tentang berbagai masalah kebijaksanaan. Metode berfilsafatnya inilah yang dia sebut sebagai metode kebidanan. Dia memakai analogi seorang bidan yang membantu kelahiran seorang bayi dengan caranya berfilsafat yang membantu lahirnya pengetahuan melalui diskusi panjang dan mendalam. Dia selalu mengejar definisi absolut tentang satu masalah kepada orang-orang yang dianggapnya bijak tersebut meskipun kerap kali orang yang diberi pertanyaan gagal melahirkan definisi tersebut. Pada akhirnya Socrates membenarkan suara gaib tersebut berdasar satu pengertian bahwa dirinya adalah yang paling bijak karena dirinya tahu bahwa dia tidak bijaksana sedangkan mereka yang merasa bijak pada dasarnya adalah tidak bijak karena mereka tidak tahu kalau mereka tidak bijaksana.

Cara berfilsafatnya inilah yang memunculkan rasa sakit hati para kaum sofis terhadap Sokrates karena setelah penyelidikan itu maka akan tampak bahwa mereka yang dianggap bijak oleh masyarakat ternyata tidak mengetahui apa yang sesungguhnya mereka duga mereka ketahui. Rasa sakit hati inilah yang nantinya akan berujung pada kematian Sokrates melalui peradilan dengan tuduhan resmi merusak generasi muda, sebuah tuduhan yang sebenarnya dengan gampang dipatahkan melalui pembelaannya sebagaimana tertulis dalam Apologi karya Plato. Socrates pada akhirnya wafat pada usia tujuh puluh tahun dengan cara meminum racun sebagaimana keputusan yang diterimanya dari pengadilan dengan hasil voting 280 mendukung hukuman mati dan 220 menolaknya.

b. Ajaran/Pemikiran

Pemikiran filsafatnya untuk menyelidiki manusia secara keseluruhan yaitu dengan menghargai nilai nilai jasmaniah dan rohaniah yang keduanya tidak dapat dipisahkan, karena dengan keterkaitan kedua hal tersebut banyak nilai yang dihasilkan. Socrates mengarahkan kajian-kajian filsafat yang semula sangat abstrak dan jauh dari praksis kehidupan seharis-hari menjadi lebih praktis dan kongkrit. Oleh Socrates filsafat diarahkan pada penyelidikan tentang manusia, etika, dan pengalaman hidup sehari-hari, baik dalam konteks individu (psikologis), sosial, maupun politik. Menumt Socrates, kebenaran bukanlah sesuatu yang bersifat subyektif dan rektif. Seseorang dapat menangkap adanya kebenaran obyektif yang tidak tergantung pada individu yang memikirkan atau menggapainya. Dalam kehidupan seharihari, ada perilaku yang baik dan tidak baik, yang pantas dan yang tidak pantas untuk dilakukan. Penentuan baik dan buruk, pantas dan tidak pantas, tidak terletak pada kekuatan argumentasi orang perorang, melainkan pada sesuatu yang sifatnya universal. Berbuat jahat di mana pun adalah buruk, sedangkan berbuat baik pasti merupakan kebaikan. Kebaikan bukan saja akan membawa kebahagiaan pada pelakunya, tetapi juga karena dalam dirinya memang baik

Dalam membenarkan kebenaran yang objektif, ia menggunakan metode tertentu yang terkenal dengan metode dialektika. Dialektika berasal dari kata Yunani yang berarti bercakap-cakap atau dialog. Dialektika merupakan metode pencarian kebenaran secara ilmiah melalui percakapan dan dialog Didalam berdialog, ia akan menganalisis pendapat-pendapat. Setiap orang mempunyai pendapat mengenai salah dan benar. Ia bertanya kepada negarawan, hakim, tukang, pedagang, dan sebagainya. Menurut Xenophon, ia bertanya tentang benar-salah, adil-zalim, berani-pengecut, dan lain-lain kepada siapapun yang menurutnya patut ditanya. Socrates selalu menganggap jawaban pertama sebagai hipotesis, dan dengan jawaban yang lebih lanjut, menarik konsekuensi yang dapat disimpulkan dari jawaban tersebut. Jika tenyata hipotesis pertama tidak dapat dipertahankan, karena menghasilkan konsekuensi yang mustahil, hipotesis itu diganti dengan hipotesis lain, lalu hipotesis kedua ini diselidiki dengan jawaban-jawaban lain, dan begitu seterusnya. Sering terjadi, percakapan itu berakhir dengan kebingungan. Akan tetapi, tidak jarang, dialog itu menghasilkan suatu definisi yang dianggap berguna.

Dari metode dialektikanya, ia menemukan dua penemuan metode yang lain, yaitu induksi dan definisi. Ia menggunakan istilah induksi manakala pemikiran betolak dari pengetahuan yang khusus, lalu ia menyimpulkannya dengan pengertian umum. Pengertian umum diperoleh dari mengambil sifat-sifat yang sama (umum) dari masing-masing kasus khusus dan cirri-ciri khusus yang tidak disetujui bersama disisihkan. Ciri umum tersebut dinamakan ciri esensi dan semua ciri khusus itu dinamakan ciri-ciri eksistensi. Suatu definisi dibuat dengan menyebutkan semua ciri esensi suatu objek dengan menyisihkan semua ciri eksestensinya. Demikianlah jalan untuk memperoleh definisi tentang suatu persoalan.Begitulah cara Socrates mencapai pengertian. Melalui induksi sampai definisi. Definisi, yaitu pembentukan pengertian yang berlaku universal. Pengertian menurut paham Socrates sama dengan apa yang disebut Kant: prinsip regulative dan dasar menyusun. Dengan jalan begitu, hasil yang dicapai tidak lagi takluk kepada paham subjektif, seperti yang diajarkan kaum Sofis, melainkan umum sifatnya, berlaku untuk selama-lamanya.Induksi dan definisi menuju pengetahuan yang berdasarkan pengertian.

Dengan cara itu, Socrates membangun jiwa lawannya berdialog tentang keyakinan bahwa kebenaran tidak diperoleh begitu saja, melainkan dicari dengan perjuangan seperti memperoleh segala barang yang tertinggi nilainya. Dengan cara mencari kebenaran seperti itu, terlaksana pula tujuan yang lain, yaitu membentuk karakter.

Selain memiliki metode dialektika yang digunakan untuk mencari suatu kebenaran, Socrates juga memiliki suatu falsafah tentang etika. Mohammad Hatta menjelaskan bahwa pandangan Socrates tentang etika bermula dari definisinya tentang budi. Menurut Socrates, budi adalah tau. Inilah inti dari etikanya, orang yang berpengatahuan dengan sendirinya akan berbudi baik. Paham etikanya merupakan kelanjutan dari metodenya. Induksi dan definisi menuju pada pengetahuan yang berdasarkan pengertian.

Socrates beranggapan bahwa yang paling utama dalam kehidupan bukanlah kekayaan atau kehormatan, melainkan kesehatan jiwa. Prasyarat utama di dalam hidup manusia adalah kesehatan jiwa. Jiwa manusia harus sehat terlebih dulu agar tujuan-tujuan hidup yang lainnya (dan lebih utama) dapat diraih. Tujuan hidup yang paling utama adalah kebahagiaan (eudaimonia). Namun, kebahagiaan dalam bahasa Yunani memiliki pengertian yang berbeda dengan arti kebahagiaan pada masa sekarang yaitu mencari kesenangan. Kebahagiaan dalam bahasa Yunani berarti kesempurnaan.

Selanjutnya, peninggalan pemikiran Socrates yang paling penting ada pada cara dia berfilsafat dengan mengejar satu definisi absolut atas satu permasalahan melalui satu dialektika. Pengejaran pengetahuan hakiki melalui penalaran dialektis menjadi pembuka jalan bagi para filsuf selanjutnya. Perubahan fokus filsafat dari memikirkan alam menjadi manusia juga dikatakan sebagai jasa dari Sokrates. Manusia menjadi objek filsafat yang penting setelah sebelumnya dilupakan oleh para pemikir hakikat alam semesta. Pemikiran tentang manusia ini menjadi landasan bagi perkembangan filsafat etika dan epistemologis di kemudian hari. Sumbangsih Socrates yang terpenting bagi pemikiran Barat adalah metode penyelidikannya, yang dikenal sebagai metode elenchos, yang banyak diterapkan untuk menguji konsep moral yang pokok. Karena itu, Socrates dikenal sebagai bapak dan sumber etika atau filsafat moral, dan juga filsafat secara umum.

B. Filosof Pasca Masa Socrates

Pada masa sesudah Socrates, para filusuf mengembangkan teori dan metode yang diajarkan oleh Socrates sehingga ilmu filsafat mulai berkembang luas. Adapun filosof-filosof pada pasca masa Socrates adalah Plato dan Arosoteles.

1. Plato (428-348 SM)

a. Riwayat Hidup

Plato adalah seorang filosof Barat yang paling populer dan dihormati di antara filosof lainnya. Selain dikenal sebagai ahli pikir, Plato juga dikenal sebagai sastrawan. Karya-karyanya menjadi rujukan awal bagi perkembangan filsafat dunia. Plato dilahirkan di Athena sekitar tahun 427 SM, pada masa akhir zaman keemasan Athena setelah setahun kekuasaan Pericles berakhir, atau tiga tahun sejak perang Athena dengan Sparta. Keluarganya paling terpandang di Athena.

Ayahnya, Ariston adalah keturunan raja terakhir Athena. Ibunya, Perictione adalah keturunan Solon, seorang aristokrat reformis yang menulis undang-undang tentang demokrasi Athena. Kehidupan Plato dalam lingkungan aristokrat membuatnya cukup dikenal di kalangan pejabat tinggi Athena, walau ia seorang yang pendiam dan dingin.

b. Ajaran/Pemikiran

Pemikiran filsafat dari Plato sangat dipengaruhi oleh gurunya, Socrates, yang telah mengajarinya selama 8 tahun. Pemikiran Plato pun banyak dipengaruhi oleh Socrates. Plato adalah guru dari Aristoteles. Karyanya yang paling terkenal ialah Republik (dalam bahasa Yunani Πολιτεία atau Politeia, “negeri”) yang di dalamnya berisi uraian garis besar pandangannya pada keadaan “ideal”. Dia juga menulis ‘Hukum’ dan banyak dialog di mana Socrates adalah peserta utama. Salah satu perumpamaan Plato yang termasyhur adalah perumpaan tentang orang di gua. Cicero mengatakan Plato scribend est mortuus (Plato meninggal ketika sedang menulis).

1) Ciri-Ciri Karya Plato 

a) Bersifat Sokratik yang dalam 

Karya-karya yang ditulis pada masa mudanya, Plato selalu menampilkan kepribadian dan karangan Sokrates sebagai topik utama karangannya. 

b) Berbentuk dialog 

Hampir semua karya Plato ditulis dalam nada dialog. Dalam Surat VII, Plato berpendapat bahwa pena dan tinta membekukan pemikiran sejati yang ditulis dalam huruf-huruf yang membisu.  Oleh karena itu, menurutnya, jika pemikiran itu perlu dituliskan, maka yang paling cocok adalah tulisan yang berbentuk dialog. 

c) Adanya mite-mite  

Plato menggunakan mite-mite untuk menjelaskan ajarannya yang abstrak dan adiduniawi Verhaak menggolongkan tulisan Plato ke dalam karya sastra bukan ke dalam karya ilmiah yang sistematis karena dua ciri yang terakhir, yakni dalam tulisannya terkandung mite-mite dan berbentuk dialog.

2) Pandangan Plato Mengenai Idea

Pandangan Plato yang terpenting adalah pandangannya mengenai idea. Pandangan Plato terhadap idea-idea dipengaruhi oleh pandangan Sokrates tentang definisi. Idea yang dimaksud oleh Plato bukanlah ide yang dimaksud oleh orang modern. Orang-orang modern berpendapat ide adalah gagasan atau tanggapan yang ada di dalam pemikiran saja.Menurut Plato idea tidak diciptakan oleh pemikiran manusia. Idea tidak tergantung pada pemikiran manusia, melainkan pikiran manusia yang tergantung pada idea. Idea adalah citra pokok dan perdana dari realitas, nonmaterial, abadi, dan tidak berubah. Idea sudah ada dan berdiri sendiri di luar pemikiran kita. Idea-idea ini saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Misalnya, idea tentang dua buah lukisan tidak dapat terlepas dari idea dua, idea dua itu sendiri tidak dapat terpisah dengan idea genap.Namun, pada akhirnya terdapat puncak yang paling tinggi di antara hubungan idea-idea tersebut. Puncak inilah yang disebut idea yang “indah”. Idea ini melampaui segala idea yang ada.

3) Pandangan Plato Mengenai Dunia Indrawi

Pandangan Plato tentang dunia indrawi adalah dunia yang mencakup benda-benda jasmani yang konkret, yang dapat dirasakan oleh panca indera kita Dunia indrawi ini tiada lain hanyalah refleksi atau bayangan daripada dunia ideal. Selalu terjadi perubahan dalam dunia indrawi ini. Segala sesuatu yang terdapat dalam dunia jasmani ini fana, dapat rusak, dan dapat mati.

4) Pandangan Plato Mengenai Dunia Idea

Pandangan Plato tentang dunia idea adalah dunia yang hanya terbuka bagi rasio kita. Dalam dunia ini tidak ada perubahan, semua idea bersifat abadi dan tidak dapat diubah. Hanya ada satu idea “yang bagus”, “yang indah”. Di dunia idea semuanya sangat sempurna. Hal ini tidak hanya merujuk kepada barang-barang kasar yang bisa dipegang saja, tetapi juga mengenai konsep-konsep pikiran, hasil buah intelektual. Misalkan saja konsep mengenai “kebajikan” dan “kebenaran”.

5) Pandangan Plato Mengenai Karya Seni

Pandangan Plato tentang karya seni dipengaruhi oleh pandangannya tentang ide  Sikapnya terhadap karya seni sangat jelas dalam bukunya Politeia (Republik). Plato memandang negatif karya seni. Ia menilai karya seni sebagai mimesis mimesos. Menurut Plato, karya seni hanyalah tiruan dari realita yang ada. Realita yang ada adalah tiruan (mimesis) dari yang asli. Yang asli itu adalah yang terdapat dalam ide. Ide jauh lebih unggul, lebih baik, dan lebih indah daripada yang nyata ini.

6) Pandangan Plato Mengenai keindahan

Pemahaman Plato tentang keindahan yang dipengaruhi pemahamannya tentang dunia indrawi, yang terdapat dalam Philebus. Plato berpendapat bahwa keindahan yang sesungguhnya terletak pada dunia ide. Ia berpendapat bahwa kesederhanaan adalah ciri khas dari keindahan, baik dalam alam semesta maupun dalam karya seni. Namun, tetap saja, keindahan yang ada di dalam alam semesta ini hanyalah keindahan semu dan merupakan keindahan pada tingkatan yang lebih rendah.

7) Pandangan Plato Mengenai Negara

Sebagai puncak pemikiran filsafatnya adalah pemikiran tentang negara, yang tertera dalam polites dan Nomoi.Menurut Plato di dalam negara yang ideal terdapat tiga golongan, antara lain:

a) Golongan yang tertinggi (para penjaga dan para filsuf).

b) Golongan pembantu (prajurit yang bertugas untuk menjaga keamanan negara).

c) Golongan rakyat biasa (petani, pedagang, dan tukang).

Plato mengemukakan bahwa tugas seorang negarawan adalah mencipta keselarasan semua keahlian dalam negara (polis) sehingga mewujudkan keseluruhan yang harmonis. Apabila suatu negara telah mempunyai undang-undang dasar maka bentuk pemerintahan yang tepat adalah monarki. Sementara itu, apabila suatu negara belum mempunyai undang-undang dasar, bentuk pemerintahan yang paling tepat adalah demokrasi.

2. Aristoteles (384-322 SM)

a. Riwayat Hidup

Aristoteles adalah seorang filsuf Yunani, dia lahir di Stagira, kota di wilayah Chalcidice, Thracia, Yunani (dahulunya termasuk wilayah Makedonia tengah) tahun 384 SM. Ayahnya adalah tabib pribadi Raja Amyntas dari Makedonia. Pada usia 17 tahun, Aristoteles dikirim ke Athena untuk belajar di Academia Plato. Di sana, ia belajar di bawah bimbingan Plato selama kurang lebih 20 tahun lamanya hingga Plato meninggal. Aristoteles juga sempat mengajar logika dan retorika di Academia selama beberapa waktu. dan  menjadi guru bagi Alexander dari Makedonia. Saat Alexander berkuasa di tahun 336 SM, ia kembali ke Athena. Dengan dukungan dan bantuan dari Alexander, ia kemudian mendirikan akademinya sendiri yang diberi nama Lyceum, yang dipimpinnya sampai tahun 323 SM. Perubahan politik seiring jatuhnya Alexander menjadikan dirinya harus kembali kabur dari Athena guna menghindari nasib naas sebagaimana dulu dialami Socrates. Aristoteles meninggal tak lama setelah pengungsian tersebut. Aristoteles sangat menekankan empirisme untuk menekankan pengetahuan.

b. Ajaran/Pemikiran

Filsafat Aristoteles berkembang dalam tiga tahapan yang pertama ketika dia masih belajar di Akademi Plato ketika gagasannya masih dekat dengan gurunya tersebut, kemudian ketika dia mengungsi, dan terakhir pada waktu ia memimpin Lyceum mencakup enam karya tulisnya yang membahas masalah logika, yang dianggap sebagai karya-karyanya yang paling penting, selain kontribusinya di bidang Metafisika, Fisika, Etika, Politik, Ilmu Kedokteran, Ilmu Alam dan karya seni

1) Dalam Bidang Ilmu Alam

Dalam bidang ilmu alam, ia merupakan orang pertama yang mengumpulkan dan mengklasifikasikan spesies-spesies biologi secara sistematis. Karyanya ini menggambarkan kecenderungannya akan analisa kritis, dan pencarian terhadap hukum alam dan keseimbangan pada alam

Berlawanan dengan Plato yang menyatakan teori tentang bentuk-bentuk ideal benda, Aristoteles menjelaskan bahwa materi tidak mungkin tanpa bentuk karena ia ada (eksis). Pemikiran lainnya adalah tentang gerak dimana dikatakan semua benda bergerak menuju satu tujuan, sebuah pendapat yang dikatakan bercorak teleologis.  Karena benda tidak dapat bergerak dengan sendirinya maka harus ada penggerak dimana penggerak itu harus mempunyai penggerak lainnya hingga tiba pada penggerak pertama yang tak bergerak yang kemudian disebut dengan theos, yaitu yang dalam pengertian Bahasa Yunani sekarang dianggap berarti Tuhan. Logika Aristoteles adalah suatu sistem berpikir deduktif (deductive reasoning), yang bahkan sampai saat ini masih dianggap sebagai dasar dari setiap pelajaran tentang logika formal. Meskipun demikian, dalam penelitian ilmiahnya ia menyadari pula pentingnya observasi, eksperimen dan berpikir induktif (inductive thinking).

Hal lain dalam kerangka berpikir yang menjadi sumbangan penting Aristoteles adalah silogisme yang dapat digunakan dalam menarik kesimpulan yang baru yang tepat dari dua kebenaran yang telah ada. Misalkan ada dua pernyataan (premis):

Setiap manusia pasti akan mati (premis mayor).

Sokrates adalah manusa (premis minor)

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Sokrates pasti akan mati

2) Dalam Bidang Politik

Di bidang politik, Aristoteles percaya bahwa bentuk politik yang ideal adalah gabungan dari bentuk demokrasi dan monarki. Karena luasnya lingkup karya-karya dari Aristoteles, maka dapatlah ia dianggap berkontribusi dengan skala ensiklopedis, dimana kontribusinya melingkupi bidang-bidang yang sangat beragam sekali seperti Fisika, Astronomi, Biologi, Psikologi, Metafisika (misalnya studi tentang prisip-prinsip awal mula dan ide-ide dasar tentang alam), logika formal, etika, politik, dan bahkan teori retorika dan puisi.

3) Dalam Bidang Seni

Di bidang seni, Aristoteles memuat pandangannya tentang keindahan dalam buku Poetike. Aristoteles sangat menekankan empirisme untuk menekankan pengetahuan. Ia mengatakan bahwa pengetahuan dibangun atas dasar pengamatan dan penglihatan. Menurut Aristoteles keindahan menyangkut keseimbangan ukuran yakni ukuran material. Menurut Aristoteles sebuah karya seni adalah sebuah perwujudan artistik yang merupakan hasil chatarsis disertai dengan estetika. Chatarsis adalah pengungkapan kumpulan perasaan yang dicurahkan ke luar. Kumpulan perasaan itu disertai dorongan normatif. Dorongan normatif yang dimaksud adalah dorongan yang akhirnya memberi wujud khusus pada perasaan tersebut. Wujud itu ditiru dari apa yang ada di dalam kenyataan. Aristoteles juga mendefinisikan pengertian sejarah yaitu Sejarah merupakan satu sistem yang meneliti suatu kejadian sejak awal dan tersusun dalam bentuk kronologi. Pada masa yang sama, menurut beliau juga Sejarah adalah peristiwa-peristiwa masa lalu yang mempunyai catatan, rekod-rekod atau bukti-bukti yang konkrit.

Pada masanya, pemikiran Aristoteles sangat berpengaruh pada pemikiran Barat dan pemikiran keagamaan lain pada umumnya. Penyelarasan pemikiran Aristoteles dengan teologi Kristiani dilakukan oleh Santo Thomas Aquinas di abad ke-13, dengan teologi Yahudi oleh Maimonides (1135 – 1204), dan dengan teologi Islam oleh Ibnu Rusyid (1126 – 1198). Bagi manusia abad pertengahan, Aristoteles tidak saja dianggap sebagai sumber yang otoritatif terhadap logika dan metafisika, melainkan juga dianggap sebagai sumber utama dari ilmu pengetahuan, atau “the master of those who know”.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Filsafat pada masa Socrates sering juga di sebut dengan filsafat periode klasik Sistem ajaran filsafat klasik tersebut baru dibangun oleh Plato dan Aristoteles, berdasarkan ajaran Socrates tentang pengetahuan dan etika beserta filosofi alam yang berkembang sebelum Socrates.

a. Socrates terkenal sebagai orang yang berbudi baik, jujur, dan adil. Pada masa Socrates mengkaji tentang pencarian kebenaran yang objectif dan budi pekerti serta etika. Dalam membenarkan kebenaran yang objektif, ia menggunakan metode tertentu yang terkenal dengan metode dialektika, yaitu metode pencarian kebenaran secara ilmiah melalui percakapan dan dialog.Adapun pemikiran filsafatnya untuk menyelidiki manusia secara keseluruhan yaitu dengan menghargai nilai-nilai jasmaniah dan rohaniah yang keduanya tidak dapat dipisahkan. 

2. Pada masa sesudah Socrates, para filusuf mengembangkan teori dan metode yang diajarkan oleh Socrates sehingga ilmu filsafat mulai berkembang luas.Adapun filosof-filosof pada pasca masa Socrates adalah Plato dan Arosoteles. 

a. Plato adalah seorang filosof Barat yang paling populer dan dihormati di antara filosof lainnya. Selain dikenal sebagai ahli pikir, Plato juga dikenal sebagai sastrawan. Karya-karyanya menjadi rujukan awal bagi perkembangan filsafat dunia. Pandangan Plato yang terpenting adalah pandangannya mengenai idea. Pandangan Plato terhadap idea-idea dipengaruhi oleh pandangan Sokrates tentang definisi. 

b. Aristoteles adalah seorang filsuf Yunani, dia merupakan murid dari Plato dan guru dari Alexander Agung. Filsafat Aristoteles berkembang dalam tiga tahapan yang pertama ketika dia masih belajar di Akademi Plato ketika gagasannya masih dekat dengan gurunya tersebut, kemudian ketika dia mengungsi, dan terakhir pada waktu ia memimpin Lyceum.


DAFTAR PUSTAKA

Praja, Juhaya S., Prof. Dr.,2010, Aliran-Aliran Filsafat & Etika, Jakarta:

                Kencana

Scruton, Roger, 1986, Sejarah Singkat Filsafat Modern Dari Descartes Sampai

                Wittgenstein, Jakarta: PT. Pantja Simpati

Solomon, Robert C & Kathleen M. Higgins, 2002. Sejarah Filsafat.

                Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya

Russell, Bertrand, 2002. Sejarah Filsafat Barat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Tafsir,Ahmad, 2000.Filsafat Umum.Bandung:ROSDA 



Comments

Popular posts from this blog

Contoh 350 Jumlah Mufidah ( 1-50 )

Percakapan B. Arab Tema "اْلاِلْتِحَاقُ بِالْجَامِعَةِ" (Bergabung Di Universitas)

Keterampilan Menulis Praktis : Pengertian Menulis Praktis, Indikator Keterampilan Menulis, Evaluasi dalam Pembelajaran Keterampilan Menulis