Keterampilan Menulis Praktis : Pengertian Menulis Praktis, Indikator Keterampilan Menulis, Evaluasi dalam Pembelajaran Keterampilan Menulis
Pengertian :
a. Menulis
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 968) menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan. Nurgiyantoro(2001: 298) menyatakan bahwa menulis adalah aktivitas mengungkapkan gagasan melalui media bahasa. Menurut Tarigan (1986: 21) menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang-orang dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut. Menulis merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat aktif dan produktif. Menulis juga merupakan kegiatan yang menuntut adanya kegiatan encoding, yaitu kegiatan untuk menghasilkan atau menyampaikan bahasa kepada pihak lain melalui bahasa. Kegiatan berbahasa yang produktif adalah kegiatan menyampaikan gagasan, pikiran, atau perasaan oleh pihak penutur, dalam hal ini penulis harus memanfaatkan grafologi, struktur bahasa dan kosakata melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Aktivitas menulis merupakan salah satu manisfestasi keterampilan berbahasa paling akhir yang dikuasai pembelajar bahasa setelah mendengarkan, membaca dan berbicara (Nurgiyantoro, 2001: 296). Selanjutnya, Nurgiyantoro juga menyatakan jika dibandingkan dengan keterampilan berbahasa yang lain, keterampilan menulis lebih sulit dikuasai oleh pembelajar bahasa. Hal tersebut karena, keterampilan 10 berbahasa menghendaki penguasaan berbagai aspek lain diluar bahasa untuk menghasilkan karangan yang padu dan utuh.Dari beberapa definisi menulis di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kegiatan mentranformasikan pikiran atau gagasan menjadi simbol-simbol yang dapat dibaca dan dipahami oleh orang lain.
b. Keterampilan Menulis.
1) Menurut Ahmad Rofi’udin (1998: 263) menyatakan keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa produktif lisan melibatkan aspek, yaitu:
a) Penggunaan ejaan
b) Kemampuan menggunakan diksi/kosakata
c) Kemampuan menggunakan kalimat
d) Penggunaan jenis komposisi (gaya penulisan, penentuan ide, pengolahan ide, dan pengorganisasian ide).
2) Menurut Suparno dan Mohammad Yunus (2002: 13) kemampuan menulis adalah suatu kemampuan dimana di dalamnya terdapat serangkaian aktivitas yang terjadi dan melibatkan beberapa fase, yaitu:
a) Pra penulisan (persiapan)
b) Fase penulisan (pengembangan isi karangan)
c) Pasca penulisan (penyempurnaan tulisan).
Indikator Keterampilan Menulis
Secara lebih rinci Fachruddin (1988: 8) menyatakan ciri-ciri karangan yang baik, yaitu bermakna, jelas, bulat atatu utuh, ekonomis, dan memenuhi kaidah-kaidah gramatikal.
a. Bermakna
Karangan yang baik harus mampu menyatakan sesuatu yang mempunyai makna bagi seseorang dan memberikan bukti terhadap apa yang dikatakannya itu dan harus meninggalkan pesan bagi pembaca. Karangan yang tidak meninggalkan makna atau kesan akan cenderung sia-sia, meskipun karangan itu ditulis dengan baik dan benar. Untuk itu, penulis harus terlebih dahulu menganalis pembacanya dan membuat penilaian yang objektif pada tulisannya agar mendapatkan karangan menulis yang bermakna.
b. Jelas
Karangan dapat dikatakan jelas jika karangan itu mudah dipahami maknanya dan tidak membuat bingung pembacanya. Jika karangan memiliki makna yang tidak jelas akan cenderung membuat tujuan penulis karangan tidak tersampaikan kepada pembaca, dan bahkan dapat menimbulkan perbedaan persepsi antara pembaca dan penulis.
c. Padu dan Utuh
Karangan dikatakan padu dan utuh jika tulisan itu terorganisir dengan jelas dan pembaca dapat memahami nya dengan mudah. Yang dimaksud terorganisis yaitu antara paragraf satu dengan yang lain saling berhubungan satu sama lain dan tidak melompat-lompat. Jika karangan tidak padu dan utuh malah akan membuat pembaca tersesat, karena banyak nya kalimat atau paragraph yang tidak relevan.
d. Ekonomis
Dikatakan ekonomis jika kalimat-kalimat di dalamnya banyak menggunakan kalimat efektif. Karangan yang tidak ekonomis akan cenderung membuat waktu pembaca hilang terbuang sia-sia.
e. Mengikuti Kaidah Gramatika
Karangan yang mengikuti kaidah gramatika adalah tulisan yang di dalamnya menggunakan kata-kata baku yang sesuai dengan EYD dan pemakaian Bahasa baku akan memudahkan pembaca dalam memahami isi tulisan.
Evaluasi dalam Pembelajaran Keterampilan Menulis
Nurgiyantoro (2010: 422-423) menyatakan keterampilan atau kemampuan menulis dapat dinilai dengan jalan tes. Pada umumnya aktifitas penulis dalam menghasilkan bahasa tidak semata-mata hanya bertujuan demi produktifitas bahasa itu sendiri, melainkan karena ada suatu hal yang yang ingin dikomunikasikan lewat Bahasa dan bagaimana mengungkapkan gagasan dengan mempergunakan sarana bahasa tulis yang tepat. Penilaian suatu karangan dapat dilakukan secara holistic atau analitis.
Manfaat Menulis
Menulis merupakan kegiatan yang produktif. Berikut beberapa pendapat mengenai manfaat menulis:
a. Suparno dan Mohamad Yunus (2007: 1.4) menyatakan beberapa manfaat menulis sebagai berikut.
1) Peningkatan kecerdasan.
2) Pengembangan insiatif dan kreativitas.
3) Penumbuhan keberanian.
4) Pendorong kemauan dan keterampilan mengumpulkan informasi.
b. Hairston (Nursisto, 1999: 8) juga mamaparkan beberapa manfaat menulis sebagai berikut.
1) Sarana untuk menemukan sesuatu.
2) Memunculkan ide baru.
3) Melatih keterampilan mengorganisasi dan menjernihkan sebagai konsep atau ide.
4) Melatih sikap objektif pada diri seseorang.
5) Membantu meyerap dan memproses informasi.
6) Melatih untuk berpikir aktif.
c. Pennebaker & Janet Seager (niahidayati.net) juga mamaparkan beberapa manfaat menulis sebagai berikut.
1) Bermanfaat bagi kesehatan mental anak
3) Menunjang kegiatan pembelajan lain seperti membuat ikhtisar, mencatat pelajaran, menulis laporan, menulis surat, menulis rancangan kegiatan, menulis karya ilmiah dan membuat karangan.
Cara menulis praktis
a. Memindahkan secara selektif
Apa yang ada dalam catatan, rekaman, maupun ingatan anda ke kertas kerja. Semua itu jadi bahan yang akan diramu sang penulis untuk menghasilkan karya yang diinginkan. Setiap materi yang berhasil dikumpulkan nantinya akan jadi pedoman untuk tulisan yang bermutu serta praktis tentunya.Penulis yang baik akan menggunakan bahan-bahan yang telah ia dapatkan secara bijak sesuai tempatnya, nantinya ia akan menyatukan hingga menghasilkan karya tulis yang luar biasa sesuai keinginan pembaca.
b. Membaca ulang sembari memperbaiki.
Kemampuan membaca secara berulang-ulang mampu mengetahui kesalahan ejaan dan kerancuan kalimat sehingga dapatkan tulisan ringkas yang diinginkan. Sering kali penulis pemula malas untuk mengedit atau membaca kembali tulisan yang telah ia posting.
Dalam hal lain, ada beberapa rumus judul yang diperhatikan dalam menulis praktis:
1) Judul harus berkaitan dengan isinya, sering kali berita saat ini tidak relevan dengan judul dan menipu pembaca dan sebaiknya Anda hindari.
2) Judul tidak boleh sensasional dan bombastis, sesuatu yang sensasional pasti memberikan pembaca rasa kejut saat membaca judulnya. Tapi itu tidak baik saat diketahui isinya hanya biasa-biasa saja dan tidak berfaedah. Boleh digunakan dengan isi yang bombastis pula agar pembaca terpuaskan dengan tulisan Anda.
3) Judul tidak boleh ada keterangan yang menegatifkan orang lain, judul yang baik ialah tidak menghakimi atau bahkan menjatuhkan orang lain. Namun bagaimana mengiring pembaca ke dalam tulisan dan mereka yang menilai sendiri bukan penulis.
4) Judul tidak mengandung unsur SARA, Masalah ini sering jadi alasan tulisan anda digugat karena mengandung masalah sensitif. Sebaiknya dihindarkan karena akan memicu kemarahan suatu pihak.
5) Judul harus menarik dan komunikatif, Pembaca pasti akan tertarik dengan judul yang menarik dan komunikatif. Ini mampu membuat minatnya beranjak dari membaca judul hingga ke bagian isi. Penulis dituntut untuk kreatif dalam menulis ide judul yang menarik dan pastinya ringkas.
6) Judul harus konkret dan bisa dipertanggungjawabkan, penulis harus punya tanggung jawab yang begitu besar atas tulisan yang berhasil dipublikasikan. Oleh karena itu dibutuhkan proses yang konkret sehingga tidak membingungkan dan keraguan orang lain.
c. Memberikan roh atau cahaya dalam tulisan itu
Seperti dalam filosofi di dalam karya Bill Kovach, Berilah sinar kepada orang lain, maka dia akan menentukan jalannya sendiri. Itulah mengapa tulisan yang mengandung roh seakan menghipnotis pembaca dari setiap bacaan yang dihadirkan.Karena dari tulisan juga menggambarkan gaya bahasa dari penulisnya, selain itu penulis mampu membaca pembaca pada setiap alur cerita yang ia bawakan. Ini sangat penting, karena pembaca seakan merasakan apa yang dirasakan oleh penulis. Bagi penulis kawakkan, ia mampu memberikan warna sendiri dari setiap tulisannya yang telah dikenali pembaca setianya. Bagi Anda yang masih mulai berlatih, jangan ragu untuk terus mencoba hingga bisa mencapai tahap tersebut asalkan konsisten.
Ada beberapa prinsip yang perlu ditanamkan dalam menulis yang baik di antaranya:
1) Menulis harus ringkas, andai Anda bisa menjelaskan dalam satu atau dua kata, untuk apa harus berpanjang-panjang. Pembaca sudah tahu maksud Anda, nantinya terkesan tulisan anda berbelit-belit.
2) Menulis konsep one paragraf one idea, setiap paragraf harus ada ide yang ingin disampaikan, jangan sampai ada pengulangan ide dan informasi. Cara ini mampu menghasilkan tulisan yang lengkap.
Comments
Post a Comment