Makalah : Keterampilan Menulis Praktis


 A. Keterampilan Menulis Praktis
1. Pengertian :
a. Menulis
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan. Nurgiyantoro menyatakan bahwa menulis adalah aktivitas mengungkapkan gagasan melalui media bahasa. Menurut Tarigan menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang-orang dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut. Menulis merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat aktif dan produktif. Menulis juga merupakan kegiatan yang menuntut adanya kegiatan encoding, yaitu kegiatan untuk menghasilkan atau menyampaikan bahasa kepada pihak lain melalui bahasa. Kegiatan berbahasa yang produktif adalah kegiatan menyampaikan gagasan, pikiran, atau perasaan oleh pihak penutur, dalam hal ini penulis harus memanfaatkan grafologi, struktur bahasa dan kosakata melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Aktivitas menulis merupakan salah satu manisfestasi keterampilan berbahasa paling akhir yang dikuasai pembelajar bahasa setelah mendengarkan, membaca dan berbicara (Nurgiyantoro, 2001: 296). Selanjutnya, Nurgiyantoro juga menyatakan jika dibandingkan dengan keterampilan berbahasa yang lain, keterampilan menulis lebih sulit dikuasai oleh pembelajar bahasa. Hal tersebut karena, keterampilan 10 berbahasa menghendaki penguasaan berbagai aspek lain diluar bahasa untuk menghasilkan karangan yang padu dan utuh.Dari beberapa definisi menulis di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kegiatan mentranformasikan pikiran atau gagasan menjadi simbol-simbol yang dapat dibaca dan dipahami oleh orang lain.
b. Keterampilan Menulis.
1) Menurut Ahmad Rofi’udin (1998: 263) menyatakan keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa produktif lisan melibatkan aspek, yaitu:
a) Penggunaan ejaan
b) Kemampuan menggunakan diksi/kosakata
c) Kemampuan menggunakan kalimat
d) Penggunaan jenis komposisi (gaya penulisan, penentuan ide, pengolahan ide, dan pengorganisasian ide).
2) Menurut Suparno dan Mohammad Yunus (2002: 13) kemampuan menulis adalah suatu kemampuan dimana di dalamnya terdapat serangkaian aktivitas yang terjadi dan melibatkan beberapa fase, yaitu:
a) Pra penulisan (persiapan)
b) Fase penulisan (pengembangan isi karangan)
c) Pasca penulisan (penyempurnaan tulisan).
2. Indikator Keterampilan Menulis
Secara lebih rinci Fachruddin (1988: 8) menyatakan ciri-ciri karangan yang baik, yaitu bermakna, jelas, bulat atatu utuh, ekonomis, dan memenuhi kaidah-kaidah gramatikal.
a. Bermakna
Karangan yang baik harus mampu menyatakan sesuatu yang mempunyai makna bagi seseorang dan memberikan bukti terhadap apa yang dikatakannya itu dan harus meninggalkan pesan bagi pembaca. Karangan yang tidak meninggalkan makna atau kesan akan cenderung sia-sia, meskipun karangan itu ditulis dengan baik dan benar. Untuk itu, penulis harus terlebih dahulu menganalis pembacanya dan membuat penilaian yang objektif pada tulisannya agar mendapatkan karangan menulis yang bermakna.
b. Jelas
Karangan dapat dikatakan jelas jika karangan itu mudah dipahami maknanya dan tidak membuat bingung pembacanya. Jika karangan memiliki makna yang tidak jelas akan cenderung membuat tujuan penulis karangan tidak tersampaikan kepada pembaca, dan bahkan dapat menimbulkan perbedaan persepsi antara pembaca dan penulis.
c. Padu dan Utuh
Karangan dikatakan padu dan utuh jika tulisan itu terorganisir dengan jelas dan pembaca dapat memahami nya dengan mudah. Yang dimaksud terorganisis yaitu antara paragraf satu dengan yang lain saling berhubungan satu sama lain dan tidak melompat-lompat. Jika karangan tidak padu dan utuh malah akan membuat pembaca tersesat, karena banyak nya kalimat atau paragraph yang tidak relevan.
d. Ekonomis
Dikatakan ekonomis jika kalimat-kalimat di dalamnya banyak menggunakan kalimat efektif. Karangan yang tidak ekonomis akan cenderung membuat waktu pembaca hilang terbuang sia-sia.
e. Mengikuti Kaidah Gramatika
Karangan yang mengikuti kaidah gramatika adalah tulisan yang di dalamnya menggunakan kata-kata baku yang sesuai dengan EYD dan pemakaian Bahasa baku akan memudahkan pembaca dalam memahami isi tulisan.
3. Evaluasi dalam Pembelajaran Keterampilan Menulis
Nurgiyantoro (2010: 422-423) menyatakan keterampilan atau kemampuan menulis dapat dinilai dengan jalan tes. Pada umumnya aktifitas penulis dalam menghasilkan bahasa tidak semata-mata hanya bertujuan demi produktifitas bahasa itu sendiri, melainkan karena ada suatu hal yang yang ingin dikomunikasikan lewat Bahasa dan bagaimana mengungkapkan gagasan dengan mempergunakan sarana bahasa tulis yang tepat. Penilaian suatu karangan dapat dilakukan secara holistic atau analitis.
Penilaian holistik dimaksudkan sebagai cara penilaian hasil karangan yang bersifat menyeluruh dan sekaligus tanpa dirinci ke dalam komponen pendukungnya. Artinya, menilai sebuah karangan hasil peserta didik secara keseluruhan dai awal hingga akhir,dan setelah selesai diberi skor. (Nurgiyantoro, 2010: 443)
Penilaian analitis adalah penilaian hasil karangan perserta didik berdasarkan komponen pendukungnya, tiap komponen diberi skor. Tiap komponen diberi skor secara tersendiridn skor keseluruhan diperoleh dengan jumlah komponen-komponen skor tersebut (Nurgiyantoro, 2010: 444).
Menurut Nurgiyantoro, Penilaian yang dilakukan terhadap karangan hendaknya bersifat analitis, kemudian beliau juga memaparkan model analisis unsur karangan meliputi:
a. isi gagasan yang dikemukakan
b. organisasi isi
c. tata bahasa
d. gaya: pilihan struktur dan kosakata
e. ejaan dan tata tulis.
4. Tujuan Menulis
Berikut beberapa pendapat mengenai tujuan menulis:
a. Menurut Sujanto (1988: 68) secara garis besar tujuan menulis adalah mengekspresikan perasaan, memberi informasi, mempengaruhi pembaca dan memberi hiburan. Dalam satu tulisan, tidak menutup kemungkinan memiliki lebih dari satu tujuan, misalnya saja seorang penulis ingin memberikan informasi sekaligus ingin mempengaruhi pembaca
b. Menurut Syafie’ie (1988: 52-52) menyatakan tujuan menulis sebagai berikut.
1) Mengubah keyakinan pembaca.
2) Menanamkan suatu pemahaman kepada pembaca.
3) Merangsang proses berpikir pembaca.
4) Menyenangkan dan menghibur pembaca.
5) Memberitahu pembaca.
6) Memotivasi pembaca.
c. Hugo Harting (Tarigan, 1994: 24-25) mengklasifikasikan beberapa tujuan penulisan, adalah sebagai berikut.
1) Tujuan penugasan (assigment purpose).
Tujuan penugasan ini berarti menulis tidak memiliki tujuan sama sekali. Penulis menulis karena ditugaskan, bukan atas kemauannya sendiri.
2) Tujuan altruistik (aluistric purpose).
Penulis bertujuan untuk menyenangkan pembaca, dengan menghindarkan kedukaan pembaca. Penulis ingin menolong pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, penulis ingin membuat hidup pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya.
3) Tujuan persuasi (persuasive purpose).
Tujuan penulis adalah meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan.
4) Tujuan Informasi (informational purpose).
Tujuan penulis adalah memberikan informasi atau keterangan penerangan kepada para pembaca.
5) Tujan penyataan diri (self-ekspresive purpose) Tujuan penulis adalah menyatakan atau memperkenalkan diri kepada pembaca.
6) Tujuan kreatif (creative purpose). Tujuan penulis adalah mencapai nilai-nilai artistik dan nilai-nilai kesenian.
7) Tujuan pemecahan masalah (problem solving purpose).
Tujuan penulis adalah memecahkan permasalahan. Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi, serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan penulis sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh pembaca.
5. Manfaat Menulis
Menulis merupakan kegiatan yang produktif. Berikut beberapa pendapat mengenai manfaat menulis:
a. Suparno dan Mohamad Yunus (2007: 1.4) menyatakan beberapa manfaat menulis sebagai berikut.
1) Peningkatan kecerdasan.
2) Pengembangan insiatif dan kreativitas.
3) Penumbuhan keberanian.
4) Pendorong kemauan dan keterampilan mengumpulkan informasi.
b. Hairston (Nursisto, 1999: 8) juga mamaparkan beberapa manfaat menulis sebagai berikut.
1) Sarana untuk menemukan sesuatu.
2) Memunculkan ide baru.
3) Melatih keterampilan mengorganisasi dan menjernihkan sebagai konsep atau ide.
4) Melatih sikap objektif pada diri seseorang.
5) Membantu meyerap dan memproses informasi.
6) Melatih untuk berpikir aktif.
c. Pennebaker & Janet Seager (niahidayati.net) juga mamaparkan beberapa manfaat menulis sebagai berikut.
1) Bermanfaat bagi kesehatan mental anak
2) Menjadi tempat penyalur perasaan dan pendapat yang jika disimpan akan berdampak negatif bagi tubuh dan pikiran secara fisik dan mental.
3) Menunjang kegiatan pembelajan lain seperti membuat ikhtisar, mencatat pelajaran, menulis laporan, menulis surat, menulis rancangan kegiatan, menulis karya ilmiah dan membuat karangan.
6. Cara menulis praktis
a. Memindahkan secara selektif
Apa yang ada dalam catatan, rekaman, maupun ingatan anda ke kertas kerja. Semua itu jadi bahan yang akan diramu sang penulis untuk menghasilkan karya yang diinginkan. Setiap materi yang berhasil dikumpulkan nantinya akan jadi pedoman untuk tulisan yang bermutu serta praktis tentunya.Penulis yang baik akan menggunakan bahan-bahan yang telah ia dapatkan secara bijak sesuai tempatnya, nantinya ia akan menyatukan hingga menghasilkan karya tulis yang luar biasa sesuai keinginan pembaca.
b. Membaca ulang sembari memperbaiki.
Kemampuan membaca secara berulang-ulang mampu mengetahui kesalahan ejaan dan kerancuan kalimat sehingga dapatkan tulisan ringkas yang diinginkan. Sering kali penulis pemula malas untuk mengedit atau membaca kembali tulisan yang telah ia posting.
Dalam hal lain, ada beberapa rumus judul yang diperhatikan dalam menulis praktis:
1) Judul harus berkaitan dengan isinya, sering kali berita saat ini tidak relevan dengan judul dan menipu pembaca dan sebaiknya Anda hindari.
2) Judul tidak boleh sensasional dan bombastis, sesuatu yang sensasional pasti memberikan pembaca rasa kejut saat membaca judulnya. Tapi itu tidak baik saat diketahui isinya hanya biasa-biasa saja dan tidak berfaedah. Boleh digunakan dengan isi yang bombastis pula agar pembaca terpuaskan dengan tulisan Anda.
3) Judul tidak boleh ada keterangan yang menegatifkan orang lain, judul yang baik ialah tidak menghakimi atau bahkan menjatuhkan orang lain. Namun bagaimana mengiring pembaca ke dalam tulisan dan mereka yang menilai sendiri bukan penulis.
4) Judul tidak mengandung unsur SARA, Masalah ini sering jadi alasan tulisan anda digugat karena mengandung masalah sensitif. Sebaiknya dihindarkan karena akan memicu kemarahan suatu pihak.
5) Judul harus menarik dan komunikatif, Pembaca pasti akan tertarik dengan judul yang menarik dan komunikatif. Ini mampu membuat minatnya beranjak dari membaca judul hingga ke bagian isi. Penulis dituntut untuk kreatif dalam menulis ide judul yang menarik dan pastinya ringkas.
6) Judul harus konkret dan bisa dipertanggungjawabkan, penulis harus punya tanggung jawab yang begitu besar atas tulisan yang berhasil dipublikasikan. Oleh karena itu dibutuhkan proses yang konkret sehingga tidak membingungkan dan keraguan orang lain.
c. Memberikan roh atau cahaya dalam tulisan itu
Seperti dalam filosofi di dalam karya Bill Kovach, Berilah sinar kepada orang lain, maka dia akan menentukan jalannya sendiri. Itulah mengapa tulisan yang mengandung roh seakan menghipnotis pembaca dari setiap bacaan yang dihadirkan.Karena dari tulisan juga menggambarkan gaya bahasa dari penulisnya, selain itu penulis mampu membaca pembaca pada setiap alur cerita yang ia bawakan. Ini sangat penting, karena pembaca seakan merasakan apa yang dirasakan oleh penulis. Bagi penulis kawakkan, ia mampu memberikan warna sendiri dari setiap tulisannya yang telah dikenali pembaca setianya. Bagi Anda yang masih mulai berlatih, jangan ragu untuk terus mencoba hingga bisa mencapai tahap tersebut asalkan konsisten.
Ada beberapa prinsip yang perlu ditanamkan dalam menulis yang baik di antaranya:
1) Menulis harus ringkas, andai Anda bisa menjelaskan dalam satu atau dua kata, untuk apa harus berpanjang-panjang. Pembaca sudah tahu maksud Anda, nantinya terkesan tulisan anda berbelit-belit.
2) Menulis konsep one paragraf one idea, setiap paragraf harus ada ide yang ingin disampaikan, jangan sampai ada pengulangan ide dan informasi. Cara ini mampu menghasilkan tulisan yang lengkap.
B. Laporan
1. Pengertian
Laporan adalah bentuk penyampaian informasi baik secara lisan maupun tulisan. Informasi yang disampaikan melalui laporan bisa bermacam-macam tergantung kebutuhan mulai dari berita, keterangan, pemberitahuan ataupun pertanggungjawaban.
Pengertian Laporan Menurut Para Ahli
a. Keraf (2001: 284)
Laporan adalah suatu cara komunikasi di mana penulis menyampaikan informasi kepada seseorang atau suatu badan karena tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
b. J.C. Denyern
Laporan adalah suatu alat komunikasi tempat penulis membuat beberapa kesimpulan atau keadaan yang telah diselidiki.
c. Prof. Dr. Prajudi Atmosudirjo
Laporan adalah setiap tulisan yang berisikan hasil pengolahan data dan informasi.
2. Peran Laporan
Peran laporan dapat dilihat dari dua aspek, yaitu dalam organisasi, dan dalam
administratif komunikasi.
a. Dalam organisasi, laporan berperan sebagai:
1) Alat komunikasi keatas
2) Alat manajerial dlm melaksanakan tugas/fungsi,rencana, pengawasan dan pengendalian, serta dalam pengambilan keputusan.
b. Dalam administrative komunikasi, laporan berperan dalam:
1) Pertanggungan jawab serta pengawasan dan pengendalian
2) Penyampaian informasi
3) Bahan pengambilan keputusan
4) Alat pembina kerja sama
5) Alat mengembangkan cakrawala wawasan
3. Macam-Macam Laporan
Laporan terdiri dari berbagai macam laporan yang dapat dilihat dari beberapa aspek:
a. Laporan berdasarkan waktu terdiri dari:
1) Laporan berkala
Laporan berkala adalah laporan yang dibuat secara periodik atau rutin dalam jangka waktu tertentu (laporan harian, mingguan, bulanan, atau tahunan).
2) Laporan insidental
Laporan insidental adalah laporan yang dibuat apabila diperlukan.
b. Laporan berdasarkan bentuk terdiri dari:
1) Laporan berbentuk surat
Laporan berbentuk surat adalah laporan yang dibuat secara tertulis dalam bentuk surat, isinya antara satu sampai empat halaman.
2) Laporan berbentuk naskah
Laporan berbentuk naskah adalah laporan disampaikan dalam bentuk naskah, baik naskah pendek maupun panjang.
3) Laporan berbentuk memo
Laporan berbentuk memo adalah laporan yang ditulis menggunakan memo. Umumnya isi laporan pendek.
c. Laporan berdasarkan isi, terdiri dari:
1) Laporan Keuangan berisi soal-soal keuangan; akhir tahun tentang untung rugi, investasi modal, ongkos-ongkos yang telah dikeluarkan.
2) Laporan Statistik berisi angka-angka statistik; dalam kepegawaian, jumlah seluruh pegawai dan atribut lainnya.
3) Laporan Pemetaan mutu pendidikan berisi pemetaan mutu pendidikan, yang menggambarkan kesenjangan keadaan factual dengan acuan mutu pendidikan,baik SPM atau SNP pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu.
4) Laporan informatif
Laporan informatif adalah laporan yang isinya hanya berisi informasi saja
5) Laporan rekomendasi
Laporan rekomendasi adalah laporan yang isinya bersifat penilaian sekilas tanpa adanya pembahasan lebih lanjut
6) Laporan analisa
Laporan analisa adalah laporan yang isinya berupa hasil analisa secara mendalam
d. Laporan berdasarkan penyampaian, terdiri dari:
1) Laporan lisan
Laporan lisan adalah laporan yang disampaikan secara langsung
2) Laporan tertulis
Laporan tertulis adalah laporan yang dibuat dalam bentuk tulisan (rangkaian kalimat dan angka).
3) Laporan visual
Laporan visual adalah laporan yang disampaikan melalui penglihatan atau media lainnya seperti presentasi.
e. Laporan berdasarkan sifat, terdiri dari:
1) Laporan biasa
Laporan biasa adalah laporan yang isinya bersifat biasa dan tidak rahasia, sehingga jika laporan terbaca orang lain tidak menimbulkan dampak negatif
2) Laporan penting
Laporan penting adalah laporan yang isinya bersifat penting dan rahasia, sehingga hanya orang tertentu saja yang boleh mengetahuinya.
4. Ketentuan Laporan
Laporan yang berkualitas merupakan laporan yang harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
b. Menggunakan kalimat aktif.
c. Menggunakan kalimat efektif.
d. Sasaran kearah kesatuan.
e. Sasaran kearah kejelasan.
f. Penggunaan kata yang efektif.
g. Laporan mudah di baca.
C. Resensi
1. Pengertian Resensi
Resensi adalah suatu penilaian terhadap sebuah karya, baik karya berupa buku, seni film maupun drama. Resensi berasal dari Bahasa Belanda “resentie” dan Bahasa Latin “recension, recensere atau revidere” yang artinya mengulas kembali.Resensi juga bisa dikatakan sebagai kegiatan menilai, membahas, mengkritik atau mengungkapkan kembali isi dalam sebuah karya. Caranya, penulis memaparkan data-data, synopsis dan kritikannya terhadap karya tersebut dalam sebuah tulisan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), resensi adalah Pertimbangan atau pembicaraan tentang buku atau ulasan buku. Resensi tidak hanya terbatas pada buku
atau karya pustaka semata. Tetapi, resensi juga bisa dibuat untuk mengulas sebuah karya film, drama atau musik.Tapi, para ahli memiliki pemahaman yang berbeda-beda tentang resensi. Supaya pemahaman Anda lebih luas mengenai pengertian resensi, berikut ini pandangan para ahli tentang resensi.
a. Sitepu (2013)
Menurut Sitepu, resensi mengandung makna dasar memeriksa, mencermati, meninjau atau melihat kembali sesuatu. Objek resensi tidak hanya terbatas pada buku, tetapi juga bisa berupa karya film, drama, pameran dan berbagai bentuk tulisan.
b. Gorys Keraf (1994 :274)
Gorys Keraf mendefinisikan resensi sebagai sebuah tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah karya atau buku.
c. Yus Rusyana (1996 :1)
Menurut definisi Yus Rusyana, resensi adalah tulisan mengenai buku pengetahuan, sastra, kamus ensiklopedia dan lainnya yang mengikhtisarkan, menggambarkan menjelaskan dan menilai buku.
d. Saryono (2016)
Saryono berpendapat resensi adalah sebuah tulisan berupa esai dan bukan bagian suatu ulasan yang lebih besar mengenai sebuah buku. Isi resensi adalah laporan, ulasan dan pertimbangan baik atau buruknya sebuah buku, kelebihan serta kelemahan sebuah buku, bermanfaat atau tidaknya sebuah buku, benar atau salahnya sebuah buku dan argumentatif atau tidaknya sebuah buku. Tulisan resensi ini didukung dengan ilustrasi buku yang diulas, baik berupa foto buku atau fotocopy sampul buku tersebut.
e. W.J.S Poerwadarminta
W.J.S Poerwadarminta berpendapat bahwa resensi adalah suatu pertimbangan atau perbincangan tentang sebuah buku, yang menilai kelebihan atau kekurangan buku tersebut, menarik atau tidaknya tema dan isi buku, kritikan, serta memberi dorongan kepada pembaca tentang perlu atau tidaknya buku tersebut untuk dibaca, dimiliki, dan dibeli.
2. Tujuan Resensi.
a. Memberikan informasi
Tujuan pertama resensi adalah memberikan informasi kepada pembacanya. Informasi adalah pesan atau kumpulan pesan yang terdiri dari makna yang bisa ditafsirkan. Informasi juga bisa diartikan sebagai pengetahuan yang diperoleh dari membaca, pengalaman dan belajar. Tapi, istilah ini masih memiliki banyak air tergantung pada konteksnya.Dalam hal ini, resensi bertujuan memberikan informasi tentang buku atau karya yang diulas secara detail. Informasi yang disampaikan dalam resensi ini meliputi nama pengarang, tahun terbit, latar belakang pengarang, proses pengkaryaan atau hubungan dengan karya lain yang sejenis.
b. Memberikan pandangan lain
Tujuan kedua resensi adalah memberikan pandangan atau gambaran lain mengenai suatu karya atau buku yang diulas kepada pembaca. Karena, penulis berusaha memberikan pemahaman komprehensif mengenai karya yang diulas dari sudut pandangnya sendiri.
c. Mengajak diskusi
Tujuan ketiga resensi adalah mengajak pembaca untuk berdiskusi secara tak langsung. Diskusi adalah perundingan atau pertukaran pemikiran untuk memperoleh pemahaman mengenai penyebab suatu masalah dan solusi penyelesaiannya.
d. Memberikan bahan pertimbangan
Tujuan terakhir resensi adalah memberikan bahan pertimbangan kepada pembacanya mengenai buku atau karya yang diulas tersebut. Setelah penulis memaparkan penilaian, kesimpulan dan evaluasinya dari karya tersebut, pembaca akan memiliki pertimbangan mengenai buku itu layak dibaca atau tidak
3. Manfaat Resensi
a. Bahan Pertimbangan
Resensi bermanfaat memberikan gambaran tentang suatu karya kepada pembaca sebagai bahan pertimbangan mereka untuk membaca, memiliki dan membeli karya tersebut. Karena itu, ada beberapa hal yang harusnya dibahas oleh penulis dalam membuat resensi, antara lain:
1) Keinginann pengarang yang disajikan oleh penulis resensi secara metaanalisis, yaitu mengkaji landasan filosofi yang dijadikan dasar penulisan.
2) Kepentingan pembaca yang hendak dikembangkan melalui karangan tersebut dan fokus pada pengembangan keterampilan pembaca.
3) Kepentingan pembaca sehingga pembaca bisa terbantu mendapatkan informasi mengenai buku atau karya yang ingin dibaca atau dilihat.
4) Materi karangan yang diulas tepat sesuai sasaran pembacanya atau tidak.
b. Sarana promosi
Resensi bermanfaat sebagai sarana promosi sebuah karya, baik buku, film, musik atau karya seni lainnya. Karena, karya yang diulas atau diresensi adalah sebuah karya baru yang belum pernah diresensi.
c. Mengembangkan kreativitas
Menulis resensi juga bermanfaat untuk mengembangkan kreativitas Anda dalam menulis. Karena, semakin sering Anda menulis maka makin terasah pula kemampuan dan kreativitasnya untuk menulis.
d. Nilai ekonomis
Resensi juga memberikan manfaat dari segi nilai ekonomis. Karena, penulis resensi bisa mendapatkan imbalan atau uang dan buku secara gratis dari penerbit, terutama bila hasil resensi Anda dimuat di koran atau majalah.
4. Prinsip- Prinsip Resensi
Prinsip-prinsip yang harus ada dalam resensi antara lain sebagai berikut :
a. Identitas buku.
b. Kepengarangan.
c. Keunggulan buku.
d. Kelemahan buku.
e. Nilai dan tanggapan
5. Unsur-unsur Resensi.
Terdapat unsur-unsur yang harus dipenuhi sehingga dapat dikatakan utuh, berikut ini unsur-unsurnya :
a. Judul resensi
Judul adalah nama yang dipakai untuk buku atau bab dalam buku yang bisa menyiratkan isi atau maksud buku atau bab tersebut. Judul resensi adalah judul yang ditulis oleh peresensi.Judul resensi ini harus dibuat menarik dan menggambarkan isi resensi secara singkat. Judul resensi juga biasanya mengandung judul dari buku atau karya yang diulas. Tapi, hal terpenting adalah judul resensi harus selaras dengan keseluruhan isi ulasan.
b. Identitas buku
Identitas buku adalah gambaran umum yang ada dari dalam buku, yakni berisi judul buku, nama pengarang, tahun terbit, tahun cetak, ketebalan buku, nomor edisi buku, penerbit hingga harga dan ukuran buku.Penulisan resensi harus memberikan informasi tentang buku yang diulas secara detail, supaya pembaca tahu tentang buku tersebut. Selain itu, ini juga salah satu cara mempromosikan buku atau karya yang diresensikan.
c. Sinopsis
Sinopsis adalah ringkasan dari sebuah karya atau buku. Sinopsis merupakan suatu cara yang efektif untuk menyajikan karangan Panjang dalam bentuk singkat.Sebelum memaparkan pandangan penulis resensi, penulis perlu memberikan sinopsis tentang buku atau karya yang ingin diulas. Sehingga pembaca lebih paham tentang isi garis besar dari karya yang diresensikan.
d. Pembukaan
Penulis resensi bisa menuliskan paragraf pembuka menggunakan gaya bahasanya sendiri. Tapi, sebaiknya penulis membuat pembuka resensi yang menarik perhatian pembaca sekaligus wadah promosi. Secara umum, paragraf pembuka dalam penulisan resensi ini biasanya berisi tentang informasi pengarangnya, bentuk karyanya, membandingkan dengan buku atau karya sejenis yang telah diciptakan oleh pengarang lain, memaparkan ciri khas pengarang, memperkenalkan penerbitnya dan kesan pertama ketika melihat atau membaca karya tersebut. Pada paragraf pembuka ini pula, penulis bisa mengambil benang merah atau permasalahan menarik untuk dibahas dalam resensi sebagai bahan diskusi. Penulis bisa menjabarkannya dengan bahasa yang mudah dipahami oleh semua orang.
e. Analisis
Analisis adalah proses pemecahan suatu masalah kompleks menjadi bagian-bagian kecil sehingga bisa lebih mudah dipahami. Dalam penulisan resensi, analisis terletak di bagian inti, isi atau tubuh tulisan setelah menulis peragraf pembuka. Pada inti resensi ini, penulis memeberikan hasil analisis, pandangan dan gambarannya mengenai karya tersebut. Penulis resensi bisa menjabarkan kekurangan dan kelebihan dari karya atau buku yang dibaca. Penulis juga bisa membandingkannya dengan karya lain dengan genre sama atau karya lain dari penulis yang sama sebagai bahan perbandingan.Tujuan analisis dalam resensi ini memberikan pandangan lain dan mengajak para pembaca untuk diskusi mengenai karya yang diulas. Sehingga, hasil resensi penulis bisa menjadi bahan pertimbangan pembaca untuk membeli atau membaca buku tersebut atau tidak.
f. Penutup
Penutup adalah bagian akhir resensi yang biasanya berisi kesimpulan hasil ulasan penulis. Pada bagian ini, penulis resensi bisa mengutarakan sarannya untuk buku atau karya yang diulas agar lebih baik lagi. Pada bagian penutup resensi ini pula biasanya berisi kalimat yang bersifat sugestif kepada pembacanya. Kesimpulan dan saran yang disampaikan oleh penulis resensi akan mempengaruhi keputusan pembaca untuk membeli atau membaca buku tersebut atau tidak.
6. Jenis-jenis Resensi
a. Resensi informatif
Resensi informatif merupakan jenis ulasan yang berisi informasi suatu buku atau karya lainnya. Resensi informatif biasanya hanya berisi informasi penting atau ringkasan dari suatu karya. Isi resensi informatif juga bisa berupa paparan mengenai isi buku atau hal-hal yang bersangkutan dengan karya tersebut.
b. Resensi evaluatif
Resensi evaluatif merupakan jenis ulasan yang berisi penilaian mengenai suatu buku atau karya lainnya. Resensi jenis ini biasanya berisi ringkasan atau rangkuman dari buku tersebut. Pada resensi jenis ini, penulis akan lebih banyak memaparkan penilaiannya pada buku atau karya yang diulas. Penulis perlu memaparkan lebih detail kekurangan dan kelebihan karya tersebut.
c. Resensi informatif-evaluatif
Resensi informatif dan evaluatif merupakan jenis ulasan yang terbentuk dari perpaduan antara dua jenis resensi tersebut, yakni resensi informatif dan evaluatif. Resensi jenis ini berisi ringkasan mengenai satu buku atau suatu karya sekaligus memaparkan penilaian baik dan buruknya. Selain memberikan informasi mengenai substansi suatu karya, resensi informatif dan evaluatif ini juga disertai dengan evaluasi subyektif dari perspektif penulis resensi.
7. Langkah-Langkah Membuat Resensi.
Resensi dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Membaca dan memahami isi buku yang akan diresensi.
b. Menyampaikan atau menyajikan fisik buku tersebut.
c. Menggambarkan isi buku secara keseluruhan bab per bab, termasuk maksud dan tujuan penulisan buku.
d. Membahas atau mengkritik fisik buku tersebut.
e. Memberi pendapat tentang keunggulan dan kelemahan isi buku tersebut.
Mengajak pembaca untuk membaca buku tersebut beserta manfaat yang akan didapatkannya.
D. Resume
1. Pengertian Resume
Resume adalah ringkasan atau rangkuman dari sebuah tulisan/ karangan yang panjang lalu kemudian dipangkas dan hanya mengambil bagian inti dan menyisihkan rincian dan ilustrasinya.Resume adalah suatu cara yang sangat efektif dalam menjelaskan suatu inti atau pokok dari informasi yang akan disampaikan terhadap orang lain. Contohnya pada saat meresume buku atau sebuah karanga, resume bisa menjelaskan isi dari pikiran seseorang pengarang dengan lebih ringkas.
2. Jenis – Jenis Resume
Berikut dibawah ini merupakan jenis jenis resume, yaitu :
a. Abstrak
Abstrak merupakan salah satu jenis ringkasan yang sangat singkat dan padat. Dalam sebuah karangan karya ilmiah, abstrak merupakan sebuah ringkasan yang mana menampilkan gambaran besar dari pengarang. Dalam pembuatan sebuah karya ilmiah, abstrak biasanya akan diletakkan di awal sebelum masuk ke materi inti.
b. Ringkasan Stricto Sensu
Ringkasan Stricto Sensu adalah hasil pencarian isi artikel, bentuk tertulis dari ringkasan ini menggunakan kata-katanya sendiri. Jenis ringkasan resume ini hanya merangkum pemikiran utama.
Jenis resume ini harus mengikuti proporsi dan juga urutan naskah asli, bukan menambahkan pandangan pribadi.
c. Ikhtisar
Ikhtisar yaitu yang memberi kebebasan kepada mereka yang membuat ringkasan untuk mengikuti urutan karangan asli atau merangkum dengan menggunakan tatanan mereka sendiri.Menggunakan bahasa yang lebih fleksibel, inti utama dari jenis resume ini adalah bentuk tulisan yang disesuaikan dengan gaya membuat resume. Kebebasan ini tentu memiliki batasan. Pikiran harus tetap sesuai dengan karangan asli
3. Tujuan Resume.
a. Resume buku dilakukan untuk memperoleh informasi penting yang terdapat pada buku terkait.
b. Resume buku hanya mengambil intisari pada setiap bab yang ada. Misalnya, bab pertama membahas tentang apa, dan begitu seterusnya.
4. Langkah-langkah Membuat Resume.
a. Hal utama dari meresume buku adalah bahan bacaan. Ya, jangan lupa menyediakan buku atau bahan bacaan untuk dibuat resumenya.
b. Setelah memiliki bahan bacaan, tidak lengkap rasanya jika kamu melupakan alat tulis untuk menyalin poin-poin penting dari bacaan tersebut.
c. Menemukan poin-poin penting dengan membaca gagasan utama pada buku atau bacaanmu. Upayakan menggunakan bahasa yang lugas dan hindari pengulangan kata yang tidak berarti.
d. Pastikan poin-poin yang telah dibuat itu terangkai secara baik dengan membacanya kembali. Jangan lupa untuk memperhatikan tanda baca dan kaidah penulisan lainnya.

Comments

Popular posts from this blog

Contoh 350 Jumlah Mufidah ( 1-50 )

Contoh 350 Jumlah Mufidah ( 301-350 )

JURGEN HABERMAS DAN HERMENEUTIKA KRITIS